Alkisah, pada saat agresi Belanda ke Indonesia, ada 5 sekawan, mereka adalah Udin, Agus, Asep, Wawan dan Made, mereka adalah para pejuang pada saat itu hingga pada suatu saat
"De, siapkan senjata dan surat yang akan dikirim ke Jendral Sudirman" Udin berkata kepada Made "Siap!"
Agus, Asep dan Wawan yang tengah berjaga-jaga di depan persembunyian 5 sekawan, tiba-tiba diserang oleh pasukan Belanda, mereka langsung balas menyerang, tapi jumlah Belanda terlalu banyak jadi membuat mereka masuk ke dalam persembunyian
"Ayo semua, amankan semua barang-barang yang dianggap penting, kita diserang oleh Belanda!" Wawan berkata kepada semua 5 sekawan tersebut, lalu Udin berkata "Lekas pergi sobat, tempat sudah tidak aman!" dibalas oleh semua 5 sekawan "5 sekawan, Pergi!"
Setelah mereka meninggalkan persembunyian, mereka melanjutkan perjalan dengan menyusuri hutan, disana Udin menerangkan kepada 5 sekawan bahwa mereka akan mengantarkan surat kepada Jendral Sudirman "5 sekawan, kita akan mengantarkan surat ini kepada Jendral Sudirman, jika sesuatu menimpa kita harus berpencar dan surat ini harus ada yang memegang, jika berhasil kita akan bertemu di kota Solo, tapi jika salah seorang atau beberapa orang tidak berhasil . . . . " Asep menjawab " Biar saya saja yang pegang, saya tahu persis seluk beluk hutan Jawa" Udin pun memberikan surat itu kepada Asep
Beberapa hari melangkah, mereka pun ditemukan oleh pasukan Belanda dan melakukan instruksi dari Udin dengan cepat hingga Belanda tidak bisa menyerang mereka.
Beberapa minggu kemudian, mereka tiba di kota Solo, Udin, Wawan, Made dan Agus menunggu kedatangan Asep, ketika Asep datang, Asep kelihatan bermandikan darah "Sep, kamu kenapa !?" Wawan bertanya sambil menekan darah yang mengalir dari tubuhnya "Aku tak kenapa-napa, cepat berikan surat *uhuk-uhuk* kepada Jendral, !!!" Wawan mengambil dan memberinya kepada Udin
"Cepat, bawa Asep ke ruang perawatan!" kata Wawan, sementara itu, surat diberikan kepada Jendral Sudirman , ia berkata "Aku ingin bertemu prajurit itu" tiba-tiba Wawan menghampiri Jendral Sudirman dan berkata "Asep sudah wafat"
Setelah 40 tahun kemudian, 5 sekawan berkumpul di sebuah kuburan di Solo "Dia sudah mengorbankan nyawanya untuk kita semua dan surat itu, jika surat itu tidak sampai kepada Jendral, pertahanan kita pasti sudah hancur" Udin berkata, mereka pun mendoakan Asep agar arwahnya tenang di sisi-Nya
Tamat
Deda Chandra
deda_chandra @yahoo .com
http://ceritaanak.org/index.php/cerita-anak-orisinil/195-5-sekawan-yang-tidak-pernah-terlupakan