Translate

Jumat, 17 Agustus 2012

Ulang Tahun Si Siti


Sore itu, Pak Somad mengayuh becak tuanya yang tak berpenumpang menuju rumah. Sejenak ia berhenti untuk menyeka peluh di keningnya yang meluncur dengan deras. Meski matahari telah condong ke ufuk barat, rasanya panasnya masih agak terik, walaupun tidak sepanas siang tadi. Rumah Pak Somad memang agak jauh di pinggir kota, kira-kira sekitar 3 km ke arah timur. Sesekali Pak Somad melihat-lihat di beberapa persimpangan jalan yang dilewati, kalau-kalau ada penumpang yang ingin menggunakan jasanya searah dengan jalan pulang ke rumah. Sementara itu, becak yang dikayuhnya melaju agak sedikit kencang dan kadang terdengar berderit-derit ketika harus belok, mungkin karena pelk becak yang sudah tua. Sambil terus mengayuh, Ia teringat kembali kata-kata anaknya yang semata wayang, pagi tadi sebelum ia berangkat.

“Siti besok minta dibelikan kue ulang tahun ya pak….nanti Siti akan undang teman-teman ke rumah….”.


Ia tertegun sejenak, dan kemudian segera menepikan becaknya dibawah pohon yang agak rindang di pinggir jalan. Semilir angin pepohonan sedikit menyejukkan tubuh Pak Somad yang terasa agak panas. Ia menyeka peluhnya dengan kaos yang dia kenakan. Ia agak kaget, karena sebelumnya Siti tidak pernah meminta ulang tahunnya dirayakan. Di keluarganya sekalipun tak pernah ada tradisi merayakan hari ulang tahun....Jangankan untuk merayakan dan membeli kue ulangtahun, untuk makan sehari-hari saja susah. Tapi keinginan Siti sepertinya tak dapat ditolak, ia selalu merengek-rengek dan minta sekali ini saja ulangtahunnya dirayakan dengan memotong kue dan meniup lilin. Pak Somad teringat ketika Siti sakit panas beberapa waktu yang lalu, Siti selalu mengigau “ kue ulangtahun ya bu…, nanti Siti mau undang teman-teman…’, terus kata-kata itu di ulang-ulangnya. Seketika, ia dan istrinya berjanji pada Siti bahwa ulangtahunnya nanti akan dirayakan dengan meniup lilin dan memotong kue.


Pak Somad tersadar ketika bunyi klakson truk yang lewat menyentaknya. Sesaat kemudian ia merogoh kantong celananya, dan mengambil uang yang terkumpul hari itu. Uang kertas yang terkumpul terlihat lusuh dan kumal, terdiri dari beberapa pecahan limaribuan dan seribuan, ditambah beberapa keping uang logam. Seluruhnya terkumpul Rp 38.000,00. Ia menatap ke atas awan, seolah-olah ia bersyukur. Pendapatan hari ini agak lebih dari biasanya, karena biasanya, rata-rata sehari Ia hanya mendapat uang sekitar Rp 25.000. Kelebihan pendapatan ini bisa menambah uang untuk membeli kue ulang tahun anaknya, yang sudah lama ia janjikan, demikian pikirnya. Pak Somad sadar, bahwa hari ulang tahun anaknya itu jatuh esok hari….ulang tahun yang ke 5. Berarti nanti malam ia dan istrinya harus ke toko kue untuk membeli kue ulang tahun.


Ia segera mengayuh lagi becaknya menuju rumah. Ia harus segera menyetorkan hasil pendapatan becaknya hari ini ke istrinya, dan berharap mudah-mudahan uang untuk membeli kue sudah cukup.


Ketika tiba di rumah, Siti ternyata telah menunggunya di beranda sejak beberapa saat yang lalu. Seakan-akan Siti ingin orangtuanya segera membeli kue ulang tahunnya untuk besok.


”Pak, tadi siang Siti sudah undang teman-teman Siti loh pak…, Ira, Ani, Udin, Tono, dan banyak lagi pak…kira-kira 10 orang..’. begitu cerocos Siti ketika bapaknya tiba di halaman rumah. ”Nanti kita jadi beli kue ulangtahun khan Pak...?” Pak Somad hanya tersenyum kecil sambil mengandeng Siti ke dalam rumah. “ ayo ambilkan minum ayah dulu ...”


Pak Somad dan istrinya sebenarnya heran, kenapa tiba-tiba anaknya meminta dirayakan ulangtahunnya. Padahal sebelumnya tak pernah Siti sampai merengek-rengek seperti itu. Menurut cerita istrinya, sebulan lalu memang Siti diundang Imah, anak tetangganya berulang tahun. Seminggu kemudian setelah acara ulangtahun itu, Siti bercerita kepadanya bahwa Imah sekarang sudah memiliki sepeda baru. Sepeda itu menurut Siti adalah hasil dari doa Imah ketika Imah berulang tahun. Waktu ulang tahun, Siti masih ingat, Imah mengucapkan doa. ‘Ya Allah, Imah ingin punya sepeda yang baru…, Amin’ yang kemudian diringi acara meniup lilin di atas kue ulang tahunnya. Dan ternyata, kini Imah telah memiliki sepeda barunya. Dan sejak itu, Siti berpikir, kalo ia melakukan cara seperti si Imah, pasti keinginannya akan segera terwujud. Itu sebabnya Siti selalu merengek-rengek dan minta dibelikan kue dan lilin saat ulang tahunnya kelak tiba, biar ia bisa berdoa sambil meniup lilin di atas kue ulangtahunnya. Ia terkesan karena doa si Imah langsung dikabulkan. Menurut Siti, seandainya apa yang selalu ia inginkan dapat segera terwujud dengan cara itu, alangkah bahagianya dia. Demikian penjelasan istri Pak Somad…Pak Somad segera tersadar, bahwa apa yang dipikirkan oleh Siti sebenarnya pemikiran yang polos dari seorang anak kecil…bahwa menurut Siti, suatu keinginan itu dapat diraih hanya dengan doa, tak perlu kerja keras dan bekerja. Ini adalah suatu hal yang harus diluruskan, agar Siti tidak terjebak pada pemikiran itu terus menerus. Pak Somad ingin agar Siti tahu bahwa, setiap apapun yang diinginkan dan dicita-citakan harus diraih dengan usaha dengan disertai doa. Tidak semata-mata hanya doa saja…..Tapi Pak Somad dan istrinya sudah terlanjur berjanji bahwa besok, di hari ulangtahunnya, mereka akan membelikan kue ulangtahun.


“Tiup lilinnya…tiup lilinnya…tiup lilinnya sekarang juga…sekarang ju..gaa…sekarang…ju…ga” demikian nyanyian bocah-bocah kecil yang mengelilingi Siti, sambil bertepuk tangan riang gembira. “Ucapkan keinginan Siti dulu sebelum meniup lilinnya ya…” sahut seorang ibu yang mengantarkan salah satu anaknya….Ini lah waktu yang ditunggu-tunggu Siti, mengucapkan keinginannya…….


”Ya Allah…Siti ingin bapak tidak bekerja lagi menjadi tukang becak…Siti ingin bapak punya toko supaya bapak bisa terus bersama dengan Siti dan ibu sambil menjaga toko…amin…”.


Siti lalu meniup lilin yang menyala diatas kue tart coklat yang dihiasi namanya dan angka yang menunjukkan umur Siti. Wussss…wuss…wusss, tiga kali Siti menghembuskan udara di mulutnya sehingga nyala lilin padam.


Sejenak Pak Somad dan istrinya tertegun mendengar ucapan Siti.....tanpa bisa berkata sepatah katapun……




http://ceritaanak.org/index.php/cerita-anak-orisinil/165-ulang-tahun-si-siti

Pesan Untuk Pengunjung

Jangan lupa sholat, beramal sholeh, dan zakat - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Ilmu tidak bisa di dapat dengan badan yang santai

Asal Negara Pengunjung