Ratusan tahun yang lalu hiduplah Sang Nila Utama, Raja Sriwijaya. Pada suatu hari, ditemani beberapa pengawal setianya, Raja pergi berlayar. Di perjalanan angin topan datang. Para pengawal mengusulkan agar Raja membatalkan niatnya.
“Paduka, sungguh berbahaya meneruskan perjalanan pada saat seperti ini. Lebih baik kita singgah dulu ke tempat yang aman. Kalau hamba tak keliru, tempat terdekat dari sini adalah Pulau Tumasik. Bagaimana kalau kita ke sana sambil menunggu keadaan tenang,” kata kapten kapal.
Raja setuju. Perahu mereka pun merapat ke Pulau Tumasik.
Setelah mendarat, Raja meninggalkan kapal dan berkeliling melihat-lihat pulau itu. Ketika berkeliling itulah tiba-tiba seekor binatang berkelebat tak jauh darinya. Raja terkejut dan terpukau. Binatang itu begitu besar, berwarna keemasan, dan tampak gagah.
“Mahluk apakah itu?”
“Kalau hamba tak salah, orang-orang menyebutnya singa, Yang Mulia,” jawab salah seorang pengawal.
“Apa?”
“Singa.”
Raja lalu minta keterangan lebh banyak tentang biantang yang baru pertama kali dilihatnya itu. Dengan penuh perhatian Raja mendengarkana penjelasan pengawalnya.
“Kalau begitu, kita beri nama tempat ini Singapura. Artinya: Kota Singa”.
Sejak itulah kota itu bernama Singapura.