Shasa membuka pintu kamarnya dengan perlahan dan melongokkan kepalanya. Sepi. Biasanya siang begini mama sedang istirahat di kamarnya. Shasa bergegas menuju telepon yang ada di ruang keluarga. Sempat Shasa merasa ragu-ragu tapi kemudian dengan cepat jarinya memencet nomor telepon rumah neneknya.
“Halo.. Tante Ria ya?” sapanya dengan gembira ketika mengenali suara tantenya di seberang sana mengucapkan salam. Fiuhhh… Untung Tante Ria sedang tidak bertugas. Tante Ria itu adik perempuan mama yang tinggal di rumah nenek dan bekerja sebagai pramugari. Setelah menjawab salam, Shasa langsung nyerocos panjang lebar mengeluarkan unek-uneknya.
Suara tawa tantenya terdengar tepat setelah ia menyelesaikan ceritanya. “Ihh.. Tante Ria kok malah tertawa sih?” rajuk Shasa. “Besok tugasnya harus dikumpulkan loh.. Terus Shasa harus cerita apa dong tentang profesi mama? Mama kan cuma ibu rumah tangga,” kata Shasa dengan suara pelan. Takut terdengar oleh mama yang ada di kamarnya. “Kok mama gak kerja di kantor sih, tante? Kerja di kantor kan lebih keren..,” lanjut Shasa.
“Eh, mama jadi ibu rumah tangga karena mama sayang Shasa lohh..” kata Tante Ria. Kemudian Tante Ria pun bercerita.
Ternyata dulu mama bekerja di kantor sebagai konsultan pajak. Setelah itu pindah kerja ke perusahaan asing. Sampai akhirnya menikah dan melahirkan Shasa, mama masih bekerja. Ketika mama dan papa Shasa membeli rumah dan tak lagi tinggal di rumah nenek, sebelum ke kantor, mama menitipkan Shasa di rumah nenek. Pulang dari kantor, mama menjemput Shasa baru kemudian pulang ke rumah.
“Terus kenapa mama berhenti bekerja?” tanya Shasa penasaran
“Ceritanya waktu itu Shasa akan disekolahkan di kelompok bermain yang ada di dekat rumah Shasa. Nahh.. karena tidak mungkin meminta nenek menemani Shasa, mama kemudian mencari pengasuh untuk menjaga Shasa selama mama bekerja. Tapiii.. begitu ditinggal mama berangkat ke kantor, kerjaan Shasa hanya menangis dan bolak-balik memanggil-manggil mama. Wahh.. bukan hanya pengasuh Shasa yang bingung tapi mama, papa, nenek, kakek, semua ikut bingung. Akhirnya mama memutuskan berhenti bekerja.”
Shasa meringis mendengar cerita tantenya. Ternyata dirinya yang telah membuat mama sekarang jadi ‘gak keren’.
“Sekarang kalau disuruh memilih, Shasa lebih suka mama ada di rumah atau bekerja?” tanya tantenya. Beberapa saat lamanya Shasa berfikir. Baru saja ia akan menjawab, dilihatnya pintu kamar mama terbuka.
“Eh, tante.. nnggg.. jawabannya jangan sekarang ya? Nanti Shasa nelepon tante lagi deh.. ” setelah mengucapkan salam, dengan terburu-buru Shasa menutup teleponnya
“Telepon dari siapa, Sha?” tanya mama.
“Nnggg.. anu..Ma.. tadi Shasa nelepon Tante Ria,” jawab Shasa sambil bergegas masuk ke kamarnya.
Di kamarnya Shasa mengingat-ingat cerita Tante Ria. Sebenarnya kalau sekarang disuruh memilih, Shasa lebih senang mama ada di rumah. Setiap pagi mama mengantar Shasa sekolah. Mama juga mengantar jemput Shasa ke tempat les. Setiap hari mama selalu memasak makanan yang enak-enak dan membuat penganan untuk Shasa dan papa. Teman-teman mama bahkan suka memesan kue buatan mama. Setiap kali ada pesanan, mama tak lupa menyisihkan untuk Shasa. Bahkan di antara kesibukannya itu, mama masih sempat membuat tulisan atau cerita. Setiap malam, sambil mengetik tulisannya, mama menemani Shasa belajar dan mengerjakan tugas. Kalau Shasa kesulitan, mama selalu siap membantu Shasa.
Dengan semangat, Shasa mulai menulis tentang profesi mama yang bukan pekerja kantoran.
“Apaan nih?” tanya mama heran ketika dua hari kemudian Shasa menyerahkan sebuah bungkusan sepulang sekolah.
“Crepes rasa coklat keju kesukaan mama,” jawab Shasa sambil tersenyum. “Tadi Shasa beli di kantin.”
“Lohh.. kalau uang jajan Shasa dipakai membeli Crepes untuk mama berarti Shasa gak jajan dong..”
Shasa menggelengkan kepalanya sambil tetap tersenyum. “Itu hadiah dari Shasa, Ma. Dua hari yang lalu, Shasa mendapat tugas menceritakan profesi ibu masing-masing. Tadinya Shasa pikir jadi ibu rumah tangga itu kalah keren dibanding dengan kerja kantoran ternyata Shasa salah.” Shasa kemudian menceritakan pembicaraannya dengan Tante Ria. Ditunjukkannya juga kertas tugas yang sudah dinilai. Tak lupa diceritakan bagaimana teman-teman sekelasnya bertepuk tangan ketika ia selesai membacakan tulisannya di depan kelas.
“Makasih ya, Ma.. Mama sudah mengorbankan pekerjaan mama supaya bisa menemani Shasa di rumah. Shasa sayaaaanng banget sama mama,” kata Shasa sambil memeluk mama.
“Mama juga sayang Shasa,” bisik mama sambil memeluk Shasa.
Karya : Erlita Pratiwi (erlitapratiwi @ cbn. net. id)
|