Translate

Minggu, 19 Agustus 2012

Putri Lenggok




Pagi itu hujan turun dengan deras di kerajaan NagariTari. Sebuah negeri yang terkenal dengan seni tari-nya. Negeri itu sedang menanti kelahiran putri Raja.
Di sebuah ruangan besar di dalam istana terdengarlah suara tangis bayi. Seorang bayi perempuan yang cantik telah dilahirkan. Seluruh keluarga istana menyambutnya dengan bergembira. Selama tiga hari, rakyat NagariTari berpesta menyambut kelahiran sang Putri Kerajaan. Bayi itu bernama putri Lenggok.
Suatu ketika keluarga istana dikejutkan dengan sebuah peristiwa.  Seorang dayang mengasuh Putri Lenggok. Ia bernama Dayang Mirah. Ia baru mengetahui kalau Putri Lenggok tidak dapat melihat.  Ia segera memberitahu sang Raja. Raja dan permaisuri menjadi sedih  mendengar berita ini.
Raja berharap putrinya dapat meneruskan tarian keluarga istana. Tarian itu bernama Gita Pusaka Nagari. Raja membayangkan Putri Lenggok menari di ulang tahun putrinya yang ke-17. Sang putri akan menari di ruang tari utama istana. Impiannya kini hanya menjadi mimpi.
Karena Raja merasa malu, Putri Lenggok jarang dibawa berjalan-jalan keliling kerajaan. Bahkan ia tinggal di sebuah ruangan bagian belakang istana. Tempat yang agak tersembunyi sehingga jarang sekali ada yang datang ke sana. Ia tinggal bersama Dayang Mirah. Dayang Mirah sangat sayang dengan Putri Lenggok.
Putri Lenggok pernah menanyakan kenapa ia tinggal di sana. Dayang Mirah tidak pernah memberikan jawaban. Ia berusaha membesarkan hati putri Lenggok. Ia selalu berkata kalau keluarga istana tetap sayang pada sang Putri. Mereka masih tinggal di dalam istana.



Tahun berganti tahun, tujuh belas tahun telah berlalu sejak kelahiran putri Lenggok. Raja kian khawatir tarian Gita Pusaka Nagari akan punah. Tidak ada keturunan kerajaan yang dapat meneruskan tarian keluarga istana. Akhirnya Raja memutuskan untuk melakukan perlombaan tari. Tarian Gita Pusaka Nagari boleh diikuti oleh semua gadis di Kerajaan NagariTari.
Kerajaan menyediakan tempat belajar. Gadis-gadis berdatangan ke tempat belajar. Sebagai guru adalah Para Dayang Istana. Mereka adalah dayang yang telah dilatih oleh istana. Waktu yang diberikan setahun lamanya.
Setahun berlalu. Hari perlombaan itupun tiba. Ruang tengah istana disulap  menjadi pentas tari. Ruangan dihias cantik. Ia tampak indah bagi setiap orang yang datang. Satu per satu, para gadis berdatangan di tempat lomba.
Dimulailah lomba, satu demi satu para gadis menari di hadapan Raja dan Ratu. Raja merasa belum puas. Ia merasa ada yang tidak pas dengan gerak tarian tadi.
Hingga di akhir lomba, datanglah seorang gadis yang menggunakan topeng. Ia memakai baju yang sederhana. Ia memasuki ruangan tengah dengan lemah gemulai, seperti seorang putri istana.
Ketika iringan musik mulai, ia melakukan gerakannya. Tangannya begitu lembut mengikuti musik. Langkahnya tenang dan mantap mengelilingi ruang. Ia menari Gita Pusaka Nagari dengan sempurna. Raja kagum melihatnya. Gerakan demi gerakan dilakukan sangat indah. Sama dengan tarian yang dilakukan oleh putri-putri Raja sebelumnya.
Rajapun tersenyum puas. Ia senang karena mendapatkan seorang penari kerajaan berbakat. Setelah musik berhenti, Raja dan Ratu bertepuk tangan. Seluruh penonton mengikuti. Suaranya keras memenuhi ruangan. Raja dan Ratu segera berdiri dan menghampiri sang gadis ke tengah pentas.
“Siapakah namamu, gadis?” “Engkau sangat pandai menari Gita Pusaka Nagari ?” sapa Raja. Gadis itu tidak menjawab. Ia hanya diam. Wajahnya tertutup topeng. Topeng itu berbentuk wajah yang tersenyum.
Namun terlihat mengalir turun air  mata di wajah sang gadis. Air mata itu membasahi dagu sang gadis. Ratupun kaget melihatnya. Ia segera menghampiri gadis itu. Ia seperti mengenal gadis itu. Sang Ratu meminta gadis itu membuka topengnya.
Tampaklah wajah yang dikenal oleh Ratu. Wajah itu adalah wajah Putri Lenggok. Ia berdiri di depan kedua orang tuanya.
Raja dan Ratu segera memeluk putrinya. Keduanya menangis. Mereka malu karena mengabaikan putri mereka selama ini. Mereka memeluknya dengan erat. Seraya meminta maaf atas sikap mereka selama ini.
Putri Lenggok tersenyum sangat bahagia. Ia menjawab kalau ia telah memaafkan. Ia menjelaskan kalau ia diajar oleh Dayang Mirah. Meskipun ia tidak dapat melihat, ia terus belajar. Ia berusaha keras melakukan tarian dengan sempurna.
Dayang Mirah-lah orang yang paling berjasa baginya. Ia sudah dianggap sebagai ibunya yang kedua. Dayang Mirah sangat sayang padanya. Dayang itu selalu menyemangati dirinya terus belajar. Putri Lenggok menjadi yakin, kalau ia mampu melakukan itu semua.
Akhirnya Putri Lenggok kembali ke dalam istana. Seluruh rakyat berpesta. Dayang Mirah mendapat hadiah besar dari Raja. Rata berterima kasih karena telah merawat Putri Lenggok. Ia diminta tinggal di Istana menemani Putri kesayangan mereka.
Demikiankanlah kisah Putri Lenggok. Akhirnya mereka bahagia selamanya.


–oOo–
(Selesai)

Bandung, 01 Januari 2011
A W Pramono [awpramono @gmail.com]

Pesan Untuk Pengunjung

Jangan lupa sholat, beramal sholeh, dan zakat - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Ilmu tidak bisa di dapat dengan badan yang santai

Asal Negara Pengunjung